Kisah Preman Tobat yang Mengetuk Hati

Kisah Preman Tobat yang Mengetuk Hati

loading...
loading...


9TrendingTopicKemarin hari Kamis 12 Februari, saya melakukan perjalanan purwokerto sidareja pp nai bus umum. Dalam perjalanan pulang saya bertemu dengan seseorang yang bertubuh besar,pakai celana pendek berkaos oblong dan nyangklong tas kulit kecil. 

Tidak ada hujan tidak ada angin,setelah dia naik bus langsung bilang ke kenek bus,anak-anak sekolah yang naik bis ini jangan ditarik bayaran,hitung saja jumlahnya,saya yang mbayari, Si kenek langsung menghitung jumlahnya 15 orang,dan langsung dibayar tanpa tanya berapa jumlahnya,meyodorkan uang begitu saja dan kembaliannya dimasukan tas tanpa dihitung. Sejurus kemudian dia lalu bercerita :
”saya punya anak seusia mereka yang saya bayari tadi,usia anak SMA. Ini saya lakukan juga dalam rangka menebus dosa. Dulu saya preman yang ditakuti di surabaya,di kepala saya ada 14 jahitan akibat bertarung kalau tidak percaya”, lalu dia menunjukan luka sayatan di kepalanya. 
Dia katakan :”Dulu kalau saya naik bis kalau ditarik bayaran keneknya saya ajak ribut,dan semua jadi takut, tapi kini aku sadar, perbuatanku yang dulu memang keterlaluan. Itu sebabnya kalau aku naik bis selalu mbayari anak-anak sekolah,dan tidak pernah nawar berapapun yang diminta kenek.

Saya berpikir,ini barangkali pelajaran hidup yang luar biasa. Dia meman preman,tapi dulu,dia sekarang bertobat dan menebusnya melalui dimensi sosial,habluminannas.Kita memang tidak bisa melihat satu sisi dalam diri manusia,siapakah dia dan bagaimana masa lalunya. Kenyataan saya juga sering menjumpai (bahkan juga di kampus) orang-orang yang pandai ceramah,pandai kotbah,mengisi ceramah agama dimana-mana,tetapi dimensi sosialnya sangat-sangat kurang,bahkan cenderung seperti Sya’labah. Simpulannya kadang apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar sering juga berbeda dengan apa yang dilakukan. Mungkin lebih baik preman yang bertobat dilihat dari dimensi sosial dibanding orang yang dianggap tekun dalam hal agama tetapi nyaris kurang dalam dimensi sosial,padahal kita hidup dalam dimensi sosial.



sumber : ekapgsdump.com
loading...

ADS

Kisah Preman Tobat yang Mengetuk Hati
4/ 5
Oleh

loading...