Untuk Membalas Budi Baik Ibu Angkat, Aku Siap Menikahi dengan Anaknya, Namun Kenyataan dari Doa Ibu Malam Sebelumnya, Membuatku Lari dari Rumah!

Untuk Membalas Budi Baik Ibu Angkat, Aku Siap Menikahi dengan Anaknya, Namun Kenyataan dari Doa Ibu Malam Sebelumnya, Membuatku Lari dari Rumah!

loading...
loading...

9Trendingtopic - Kisah ini hanya ilustrasi nama dan kejadian bukanlah kejadian sebenarnya untuk menghibur dan semoga pembaca bisa mengambil hikmahnya.

Namaku Marni, umur 21 tahun, aku hanyalah gadis kampung yang hdup dalam keluarga yang kekurangan. Belum juga lulus SMP aku sudah putus sekolah, aku juga tidak bekerja, aku tinggal di rumah membantu ayah ibu angkatku di sawah.

Sejak kecil, ibu angkat selalu berkata kalau sewaktu mereka bekerja di Jakarta, mereka bersahabat dengan ayah ibu kandungku. Tapi sewaktu aku masih bayi, ayah ibuku kecelakaan dan meninggal. Akhirnya mereka mengangkatku sebagai anak karena kasihan melihatku.
Sponsored Ad
Setiap kali aku mendengar, aku selalu merasa sangat berterima kasih pada ibu angkatku dan bersumpah aku pasti akan membalas budinya. Ibu angkatku sangat baik terhadapku, bahkan lebih baik daripada memperlakukan anaknya sendiri. Sejak kecil dia merawat dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Dalam hatiku, dia adalah ibu kandungku.

Jadi selama beberapa tahun ini, apa yang ibu minta aku lakukan, pasti aku lakukan. Dulu aku selalu ingin pergi ke Jakarta untuk bekerja karena kondisi keluarga yang buruk, aku ingin membantu mereka. Tapi ibu tidak pernah mengijinkan aku pergi, dia bilang Jakarta sangat kacau, nanti aku tertipu orang, uang itu gak penting, yang penting satu keluarga bisa hidup bersama dengan sehat dan senang.

Karena aku tidak mau membuat ibu sedih, jadi aku pun tidak pergi kerja dan membantu orang tua di rumah. Anak kandung mereka lebih tua 8 tahun dari aku, namanya Deni. Tahun ini dia sudah berusia 29 tahun, tapi belum juga menikah.

Bang Deni sejak kecil tidak suka sekolah, bekerja juga tidak rajin. Sudah beberapa kali dia pergi ke kota untuk bekerja, tapi tidak menghasilkan, malahan ibu angkat selalu mengirimkan uang untuk ongkos dia pulang. Abang Deni memang tidak menonjol, aku juga khawatir dia tidak dapat istri seumur hidup. Tapi walaupun begitu, abang sangat baik terhadapku, dia selalu ingat aku dan membelikan yang terbaik untuk aku.

Sejak kecil, aku selalu merasa kalau tatapan abang terhadapku memang berbeda, tapi aku selalu pura-pura tidak tahu dan berusaha menjaga jarak. Sampai suatu hari, ibu angkatku berlutut di hadapanku dan memohon agar aku menikah dengan anaknya.

Demi membalas budi, aku pun setuju. Karena seumur hidup ini juga aku tidak bisa pergi kemana-mana, aku juga takut tidak bisa menikah, jadi aku pun menyetujuinya. Ibu angkatku mengeluarkan semua uang di rumah untuk pernikahan kami, aku juga sebenarnya sangat terharu.

Walaupun Abang Deni bukan pasangan yang aku sukai, tapi kalau dia serius padaku, aku seharusnya tetap bersyukur.

Awalnya hari ini adalah hari pernikahan kamu, tapi kemarin malam aku mendengar hal tentang diriku yang berbeda, ternyata apa yang ibu angkatku ceritakan selama ini berbeda, aku adalah anak yang sengaja diambil di Jakarta.

Kemarin malam, waktu aku pergi ke kamar mandi, aku mendengar ibuku sedang berdoa dan mengatakan, "Tolong lindungi anaku dan Marni, supaya mereka bisa punya anak yang sehat, maafkan aku juga kalau aku mengambil Marni dari Jakarta, kalau aku tidak membawanya kesini dan menikahkannya dengan anakku, anakku mungkin akan melajang seumur hidup. Maafkan aku, aku pasti akan selalu baik pada Marni. Lindungilah kami sekeluarga."

Mendengar hal ini aku sangat kaget dan hampir pingsan, waktu aku sudah lebih sadar, malam itu aku kabur dari rumah.. Aku tidak tahu, apakah yang aku lakukan ini benar atau tidak, tapi aku merasa dimanfaatkan seumur hidupku...



sumber: cerpen
loading...

ADS

Untuk Membalas Budi Baik Ibu Angkat, Aku Siap Menikahi dengan Anaknya, Namun Kenyataan dari Doa Ibu Malam Sebelumnya, Membuatku Lari dari Rumah!
4/ 5
Oleh

loading...