Anak Diasuh Ibu yang Suka Berkata Kasar

Anak Diasuh Ibu yang Suka Berkata Kasar

loading...
loading...
Sample Image
Assalamu'alaikum
Ummi, saya memiliki anak berusia 3 tahun. Saya tinggal bersama keluarga karena lebih dekat ke tempat kerja. Selama saya bekerja, anak saya dijaga pengasuh, ibu saya turut mengawasi.
Masalahnya, ibu punya kebiasaan menghina orang. Ketika berbicara, beliau suka membentak, bahkan kepada ayah. Meski begitu kami tetap menyayanginya. Tapi saya khawatir perkembangan anak saya karena neneknya mencontohkan perilaku demikian. Anak saya diberinya julukan yang buruk sebagai guyonan, tapi tetap melekat sampai sekarang. Waktu anak saya salah membaca surat pendek Al-Qur'an, bukannya dibetulkan ibu, malah diplesetkan hingga semakin salah.
Saya sudah bicarakan baik-baik dengan ibu, namun kebiasaan ini terus berlanjut. Apa yang harus saya lakukan, Ummi?
Wassalamu’alaikum
UMMU UMAIRAH, VIA E-MAIL
Wa'alaikumussalam 
Jawaban Syariah
Ummu Umairah yang dirahmati Allah, berbuat baik (birrul walidain) kepada orangtua adalah kewajiban seorang anak dan merupakan ibadah kepada Allah swt. Al-Qur'an meletakkan perintah ini tepat setelah kewajiban bertauhid dan larangan menyekutukan-Nya (QS An-Nisaa [4]: 36).
Dalam QS Al-Ahqaf (46): 15-17, Allah memerintahkan agar anak berbuat baik kepada kedua orangtua, khususnya ibu. Juga mendoakan, menghindari berkata kasar dan bersuara melebihi volume suara mereka. Bahkan ketika kedua orangtua mengajak maksiat, seorang anak tetap diminta berlaku baik mesti dilarang Allah untuk mentaati mereka.
Apa yang Ummu lakukan terkait dengan perilaku ibunda sudah benar, yaitu mengingatkan beliau secara baik. Teruslah bersikap baik dan jangan berhenti mendoakannya. Bisa jadi perilaku kasar tersebut disebabkan pola asuh dan lingkungan ibunda yang jauh dari nilai keislaman. Agar lingkungan dan pola asuh yang keliru tidak berulang pada anak Ummu, saran saya, musyawarahkan dengan suami tentang kemungkinan tinggal sendiri. Dengan hidup mandiri, Ummu bersama suami dapat lebih bebas menerapkan aturan Islam dalam berkeluarga. Pengasuh juga insya Allah dapat diarahkan dengan lebih leluasa.
Pertimbangkan maslahat dan mafsadat antara tinggal bersama orangtua dengan dampak buruk pada pengasuhan anak, atau tinggal mandiri namun jauh dari tempat kerja. Barangkali kaidah ini perlu menjadi pertimbangan, “menghindari mafsadat lebih baik meski tidak ada maslahat yang didapat.”
Jika memilih tinggal mandiri, mungkin Ummu akan merasakan kesusahan berupa lokasi kerja yang jauh dan meninggalkan anak lebih lama. Namun, mungkin akan terasa lebih nyaman karena pengasuhan anak under control, meski bukan berarti tidak ada risiko. Jika hasil musyawarah memutuskan Ummu tetap berkumpul bersama orangtua, hendaknya tetap dipertimbangkan itu berlangsung sampai kapan.
Pada dasarnya pendidikan anak adalah tanggung jawab kedua orangtuanya. Al-Qur'an surat An-Nisaa ayat 9 mengingatkan para orangtua yang takut kepada Allah agar tidak meninggalkan generasi lemah. Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Tarbiyatul Aulad fil Islam menjelaskan, generasi lemah adalah mereka yang lemah keimanan, akhlak, ibadah, akal, jiwa, hubungan sosial dan fisik. Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban orangtua terhadap anaknya (QS At-Tahrim [66]: 6).

Jawaban Psikologi
Ummu Umairah yang baik, sebuah kebahagiaan jika masih memiliki ibu yang dapat membantu mengawasi perkembangan anak di saat kita bekerja. Namun, orangtua Ummu sesungguhnya sudah tidak boleh dititipi anak karena usia dan kondisi kesehatannya. Ibu yang sudah tua membutuhkan waktu untuk beristirahat dan suasana yang tenang.
Untuk menghadapi kebiasaan ibu berkata kasar atau berkomentar kurang baik, cara yang paling memungkinkan, minimalkan interaksi anak dengan neneknya. Pada masa balita, anak adalah peniru. Tidak mengherankan bila anak terkadang mengeluarkan kata yang kurang baik, walau tidak memahami artinya.
Karena itu tidak disarankan memarahi anak ketika ia mengucapkan kata buruk. Lebih baik ajak ia berbicara dan tanyakan arti kata yang baru ia sebutkan. Sampaikan bahwa kata tersebut berarti buruk dan minta agar ia tidak mengulanginya lagi. Hal yang sama harus dilakukan oleh pengasuh agar terbentuk kebiasaan yang positif di dalam diri anak.
 Lebih bagus kalau Ummu meluangkan waktu untuk membacakan cerita tentang anak yang berkata baik. Kegiatan ini akan menambah perbendaharaan kata dan membentuk moral anak sehingga yang akan dia tampilkan adalah tingkah laku positif yang pernah Ummu ceritakan.
Untuk pengasuhan yang lebih efektif sebaiknya Ummu dan suami merencanakan membeli atau pindah rumah. Dengan cara ini Ummu dan suami memiliki otoritas yang jelas dalam mendidik dan mengasuh anak. Di rumah sendiri, suami bisa memberikan pengajaran yang baik kepada anak tanpa merasa ada yang memantau jika ada yang bertentangan dengan pendidikan nenek kakek. Ummu dapat fokus pada pembentukan kebiasaan baik yang akan menjadi adab dan akhlak anak di kemudian hari. Ummu dan suami juga terpacu untuk bekerja lebih baik karena memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas pendidikan anak.
Semua ini akan berhasil jika Ummu bekerja sama dengan pengasuh dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak. Perlakukan pengasuh dengan baik dan beri petunjuk yang jelas dan rinci apa yang harus dilakukan. Jika Ummu memperlakukan pengasuh dengan baik, ia juga akan memperlakukan anak dengan baik. Hal ini membuat pengasuh nyaman dan anak tidak sering berganti-ganti pengasuh. Untuk menyambung rasa sayang, Ummu tetap dapat membawa anak mengunjungi neneknya.
loading...

ADS

Anak Diasuh Ibu yang Suka Berkata Kasar
4/ 5
Oleh

1 comments:

March 2, 2016 at 10:26 AM delete This comment has been removed by a blog administrator.
avatar

loading...