loading...
loading...
9Trendingtopic - Pendeta Junaedi Salat menyebut Allah-nya orang Islam nyusahin. Ia mencontohkan, jika orang Islam ingin menghadap Allah dengan shalat, mereka harus berwudhu dulu, masuk masjid melepas sepatu, harus menghadap kiblat, dan kalau kentut batal.
Menurutnya, Allah yang nyusahin itu bertentangan dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang yang biasa dibaca dalam basmalah.
Pendeta Junaedi Salat mengaku dulunya adalah seorang muslim dan kakeknya adalah Kyai Abdul Ghani yang memiliki pesantren terbesar di Lampung.
Misionaris yang mengaku telah memurtadkan ratusan orang itu mengatakan bahwa jalan lurus (shirathal mustaqim) yang diminta muslim dalam shalat ketika membaca Surat Al Fatihah adalah Yesus. Ia beralasan, hal itu ia temukan di Surat Az Zukhruf ayat 61.
Junaedi lalu membaca surat Az Zukhruf ayat 61, namun ada perbedaan pada kata “wattabi’uuni.” Yang kelihatan modus kepalsuannya, saat ia menterjemahkan ayat itu pada menit ke 10:20 dalam video tersebut.
Terjemahan ini merupakan terjemahan palsu. Terlebih ketika misionaris itu menyatakan bahwa Al Quran menyuruh mengikuti Yesus melalui ayat tersebut.
Surat Az Zukhruf ayat 61 berbunyi sebagai berikut:
Orang yang bisa bahasa Arab pasti memahami bahwa Isa disebut sebagai orang ketiga atau orang yang dibicarakan (ghaib) dengan dhamir “hu” yang artinya “dia.” Sedangkan pada kata “wattabi’uuni” dhamirnya adalah dhamir mutasil dengan huruf nun yang merupakan kata ganti orang pertama atau yang berbicara (mutakallim). Artinya adalah “dan ikutilah Aku (Allah)”.
“Wattabi’uuni” (dan ikutilah Aku) inilah yang dipalsukan oleh pendeta Junaedi. Ia menyebutkan “ikutlah kepadanya” agar bisa dipersepsikan ikutilah Isa atau ikutilah Yesus.
Junaedi juga memalsukan makna “wa innahu la ‘ilmun lis sa’ati” dengan mengatakan bahwa Isa tahu kapan datangnya hari kiamat, padahal maknanya adalah turunnya Isa kelak di akhir zaman merupakan tanda datangnya hari kiamat sebagaimana dijelaskan Ibnu Abbas dan Mujahid ketika menafsirkan ayat ini.
Selain banyak melecehkan Islam dengan menyebut Khadijah adalah orang Kristen dari Saksi Yehova dan orang Islam kalau mati dibungkus seperti permen, pendeta ini juga memalsukan Surat Az Zukhruf ayat 61. Hal itu membuat banyak netizen berniat melaporkannya kepada pihak berwenang atas tuduhan melecehkan agama.
Sumber : segala sumber
“Misalnya saya shalat empat rakaat. Dapat tiga setengah, tinggal setengah lagi, kentut, batal. Nyenggol perempuan, batal. Syaratnya berat. Bahasanya harus Arab. Ngadapnya harus ke barat,” kata Junaedi dalam video berjudul Pdt Junaedi Salat-Perbedaan Allahnya Orang Islam Dengan Allahnya Orang Kristen.
Menurutnya, Allah yang nyusahin itu bertentangan dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang yang biasa dibaca dalam basmalah.
“Saya lihat Allah yang nggak nyusahin itu di Kristen,” tandasnya.
Pendeta Junaedi Salat mengaku dulunya adalah seorang muslim dan kakeknya adalah Kyai Abdul Ghani yang memiliki pesantren terbesar di Lampung.
Misionaris yang mengaku telah memurtadkan ratusan orang itu mengatakan bahwa jalan lurus (shirathal mustaqim) yang diminta muslim dalam shalat ketika membaca Surat Al Fatihah adalah Yesus. Ia beralasan, hal itu ia temukan di Surat Az Zukhruf ayat 61.
Junaedi lalu membaca surat Az Zukhruf ayat 61, namun ada perbedaan pada kata “wattabi’uuni.” Yang kelihatan modus kepalsuannya, saat ia menterjemahkan ayat itu pada menit ke 10:20 dalam video tersebut.
“Sesungguhnya Isa al Masih benar-benar memberitahukan hari kiamat. Janganlah kamu ragu-ragu tentang hal itu, ikutlah kepadanya karena dia jalan yang lurus.”
Terjemahan ini merupakan terjemahan palsu. Terlebih ketika misionaris itu menyatakan bahwa Al Quran menyuruh mengikuti Yesus melalui ayat tersebut.
Surat Az Zukhruf ayat 61 berbunyi sebagai berikut:
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ“Dan sesungguhnya dia (Isa) itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus” (QS. Az Zukhruf: 61)
Orang yang bisa bahasa Arab pasti memahami bahwa Isa disebut sebagai orang ketiga atau orang yang dibicarakan (ghaib) dengan dhamir “hu” yang artinya “dia.” Sedangkan pada kata “wattabi’uuni” dhamirnya adalah dhamir mutasil dengan huruf nun yang merupakan kata ganti orang pertama atau yang berbicara (mutakallim). Artinya adalah “dan ikutilah Aku (Allah)”.
“Wattabi’uuni” (dan ikutilah Aku) inilah yang dipalsukan oleh pendeta Junaedi. Ia menyebutkan “ikutlah kepadanya” agar bisa dipersepsikan ikutilah Isa atau ikutilah Yesus.
Junaedi juga memalsukan makna “wa innahu la ‘ilmun lis sa’ati” dengan mengatakan bahwa Isa tahu kapan datangnya hari kiamat, padahal maknanya adalah turunnya Isa kelak di akhir zaman merupakan tanda datangnya hari kiamat sebagaimana dijelaskan Ibnu Abbas dan Mujahid ketika menafsirkan ayat ini.
Selain banyak melecehkan Islam dengan menyebut Khadijah adalah orang Kristen dari Saksi Yehova dan orang Islam kalau mati dibungkus seperti permen, pendeta ini juga memalsukan Surat Az Zukhruf ayat 61. Hal itu membuat banyak netizen berniat melaporkannya kepada pihak berwenang atas tuduhan melecehkan agama.
Sumber : segala sumber
loading...
Astaghfirullah... Pendeta Ini Sebut Allah-nya Ummat Islam Nyusahin dan Hanya Allah-nya Orang Kristen yang Tidak Nyusahin
4/
5
Oleh
Unknown