loading...
loading...
9Trendingtopic - Terlahir tanpa sebagian besar batok kepala dan otak, Jaxon Buell divonis dokter hanya sanggup bertahan hidup selama beberapa minggu. Namun, berkat kasih sayang kedua orangtuanya, bayi pasangan Brandon Buell dan Brittany Buell itu telah merayakan ulang tahunnya yang pertama pada Agustus lalu.
"Saat pertama kali memantau perkembangannya melalui USG, dokter memberi kami pilihan, merawatnya atau melakukan aborsi. Sebab, ada masalah yang tidak diketahui," ungkap Brandon seperti dikutip CNN.
Dokter tidak memberi tahu secara persis apa yang salah dari kondisi kandungan Brittany. Saat itu, pasangan tersebut menanyakan, apakah Jaxon kesakitan atau menderita? Lalu, apakah ada risiko tambahan bagi Brittany selama masa kehamilan atau berpotensi fatal saat akan melahirkan nanti?
Dokter menjawab "Tidak" untuk kedua pertanyaan tersebut.
"Maka, tidak pernah sedikit pun ada di pikiran untuk melakukan aborsi," kenang Brandon.
Tanggal 27 Agustus 2014, Jaxon pun lahir dengan normal. Kondisinya sehat. Namun, bagian kepalanya hanya terlihat separuh dari bayi normal. Dokter mendiagnosis Jaxon mengalami microhydranencephaly atau malformasi otak parah.
"Dokter bilang, usianya hanya beberapa minggu, dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan," beber Brandon.
Meski demikian, Brandon dan Brittany memilih untuk merawat anaknya meski terlahir dalam kondisi cacat. Pertimbangannya, tidak ada penderitaan terhadap sang ibu selama mengandung, serta Jaxon tetap mampu hidup di luar rahim meski kondisi kepala dan otaknya tidak lengkap.
"Itu adalah satu-satunya pilihan kami. Kami memiliki keyakinan bahwa kami akan menjaga kandungan hingga dia lahir," tegasnya.
Sebuah laman Facebook dukungan terhadap Jaxon berjudul "Jaxon Strong" telah mendapat 200.000 like. Di laman GoFundMe, Jason telah menerima sumbangan hampir 100.000 dollar AS untuk biaya pengeluaran bulanan keluarga, termasuk tagihan perawatan medis Jaxon.
Pasalnya, Jaxon tidak bisa makan sendiri dan bergantung pada tabung makan untuk nutrisi. Namun, menurut Brandon, itu satu-satunya perbedaan antara anaknya dan kebanyakan anak-anak lainnya.
Saat ini, usianya 13 bulan dengan berat lebih dari 12 pon (sekitara 6 kilogram). Brandon meyakini, anaknya tidak mengalami penderitaan apa pun. Bahkan, Jaxon berkembang seperti bayi normal dalam banyak cara. "Bagaimana dia menangis, dia pergi ke kamar mandi, bagaimana dia ingin popok kotornya segera diganti. Jaxon hampir sempurna," tutur Brandon bangga.
Kedua orangtuanya tahu Jaxon akan membutuhkan keajaiban terkait masa depannya. Berkat keyakinan dan kasih sayang kedua orantuanya, Jaxon masih tetap bertahan hidup dan sehat hingga sat ini.
"Hari ini di mana dia tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan pergi ke mana pun. Dia begitu dicintai, memiliki mata yang berbinar, mampu menyadari banyak hal, sangat waspada," kata Brandon.
"Saat pertama kali memantau perkembangannya melalui USG, dokter memberi kami pilihan, merawatnya atau melakukan aborsi. Sebab, ada masalah yang tidak diketahui," ungkap Brandon seperti dikutip CNN.
Dokter tidak memberi tahu secara persis apa yang salah dari kondisi kandungan Brittany. Saat itu, pasangan tersebut menanyakan, apakah Jaxon kesakitan atau menderita? Lalu, apakah ada risiko tambahan bagi Brittany selama masa kehamilan atau berpotensi fatal saat akan melahirkan nanti?
Dokter menjawab "Tidak" untuk kedua pertanyaan tersebut.
"Maka, tidak pernah sedikit pun ada di pikiran untuk melakukan aborsi," kenang Brandon.
Tanggal 27 Agustus 2014, Jaxon pun lahir dengan normal. Kondisinya sehat. Namun, bagian kepalanya hanya terlihat separuh dari bayi normal. Dokter mendiagnosis Jaxon mengalami microhydranencephaly atau malformasi otak parah.
"Dokter bilang, usianya hanya beberapa minggu, dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan," beber Brandon.
Meski demikian, Brandon dan Brittany memilih untuk merawat anaknya meski terlahir dalam kondisi cacat. Pertimbangannya, tidak ada penderitaan terhadap sang ibu selama mengandung, serta Jaxon tetap mampu hidup di luar rahim meski kondisi kepala dan otaknya tidak lengkap.
"Itu adalah satu-satunya pilihan kami. Kami memiliki keyakinan bahwa kami akan menjaga kandungan hingga dia lahir," tegasnya.
Sebuah laman Facebook dukungan terhadap Jaxon berjudul "Jaxon Strong" telah mendapat 200.000 like. Di laman GoFundMe, Jason telah menerima sumbangan hampir 100.000 dollar AS untuk biaya pengeluaran bulanan keluarga, termasuk tagihan perawatan medis Jaxon.
Pasalnya, Jaxon tidak bisa makan sendiri dan bergantung pada tabung makan untuk nutrisi. Namun, menurut Brandon, itu satu-satunya perbedaan antara anaknya dan kebanyakan anak-anak lainnya.
Saat ini, usianya 13 bulan dengan berat lebih dari 12 pon (sekitara 6 kilogram). Brandon meyakini, anaknya tidak mengalami penderitaan apa pun. Bahkan, Jaxon berkembang seperti bayi normal dalam banyak cara. "Bagaimana dia menangis, dia pergi ke kamar mandi, bagaimana dia ingin popok kotornya segera diganti. Jaxon hampir sempurna," tutur Brandon bangga.
Kedua orangtuanya tahu Jaxon akan membutuhkan keajaiban terkait masa depannya. Berkat keyakinan dan kasih sayang kedua orantuanya, Jaxon masih tetap bertahan hidup dan sehat hingga sat ini.
"Hari ini di mana dia tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan pergi ke mana pun. Dia begitu dicintai, memiliki mata yang berbinar, mampu menyadari banyak hal, sangat waspada," kata Brandon.
***
Sumber : internasional.kompas.com
loading...
Masya Allah... Bayi Ini Tunjukkan Kebesaran Allah. Meski Tanpa Sebagian Besar Batok Kepala, Bayi Ini "Kalahkan" Vonis Dokter
4/
5
Oleh
Anonymous
8 comments